LAPORAN OBSERVASI PENGEMBANGAN KURIKULUM DI MAN 4 MODEL JAKARTA SELATAN
(Oleh: Fawzul Aifin, Hikmah Hayati, Silvia Oktaviani, dan Siti Aminah)
A. HAL YANG DIJADIKAN PERTIMBANGAN DALAM MEMBUAT VISI DAN MISI
Pertanyaan: Bagaimana Bapak membuat visi dan misi, lalu hal apa saja yang dijadikan pertimbangan?
Bapak Khoirunnas, S.pd menjawab, hal yang di pertimbangkan dalam membentuk kalimat “Pengembang Pendidikan Islami, Unggul dalam Prestasi” adalah kebutuhan masyarakat akan pendidikan berbasis islam yang bermutu dan berkualitas.
Adapun makna dari kalimat”Pengembang Pendidikan Islami” adalah sebuah amanah yang dijunjung MAN 4 sebagai madrasah yang merupakan sekolah setingkat lanjutan atas yang menekankan basis kependidikan islam bukan hanya dalam kurikulum, tapi lebih dari itu pada akhlak dan karakter civitas akademikanya.
Dampak kalimat tersebut terhadap pengembangan kurikulum MAN 4 Model adalah guru selalu berusaha mengintegrasikan ayat-ayat al-Qur’an dalam setiap materi yang ada di silabus dan RPP. Contoh pada pelajaran Biologi, ketika materi yang akan di bahas adalah tentang Sel maka guru memberikan ayat-ayat al-Qur’an tentang Sel pada para siswa. Gunanya adalah untuk memberikan ruh Islam pada setiap mata pelajaran dan mengembangkan pendidikan islami itu sendiri.
Sedangkan kalimat “Unggul dalam Prestasi” merupakan harapan dan cita-cita yang tinggi yang ingin diraih MAN sebagai madrasah yang berkualitas. Kalimat”Ungggul dalam Prestasi” baik akademik maupun non akademik dilatar belakangi oleh keinginan para guru untuk menciptakan madrasah yang mampu bersaing dengan sekolah umum. Walaupun pada prakteknya sangat sulit untuk menyamakan grade antara MAN dengan IC (International Class) dikarenakan grade inputnya pun sangat berbeda. Adapun pada proses penerimaan siswa baru di MAN 4, hal yang dijadikan pertimbangan adalah kuota (kuantitas), bukan kualitas. Sedangkan sekolah umum berbasis Internasional, mengutamakan kualitas, bukan kuantitas.
Namun, madrasah yang statusnya sebagai Madrasah Rintisan Taraf Internasional ini, menurut Bpk. Unas, (panggilan akrab bapak Khoirunnas) tetap unggul di bidang akademik jika di bandingkan dengan sekolah menengah umum lainnya. Ini dibuktikan dengan, terpilihnya beberapa orang siswa MAN 4 sebagai peserta olimpiade sains di tingkat Nasional pada tahun 2010. Adapun di bidang non akademis, menurut beliau, kantor saja, sampai tidak cukup untuk menampung piala atau thropi yang di dapatkan anak-anak. Baik di bidang olahraga ataupun seni, siswa-siswi MAN 4 selalu berprestasi.
B. CARA MENSELEKSI ATAU MENGORGANISASI BAHAN AJAR (TERKAIT DENGAN PELAJARAN PAI)
Pertanyaan : Bagaimana Bapak/Ibu menyeleksi dan mengoganisasi bahan ajar?
Kami menyusun bahan ajar dengan cara mengembangkan SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) yang ada di BSNP. Berkaitan dengan buku paket yang digunakan sebagai panduan pembelajaran itu sepenuhnya menjadi kebijakan sekolah dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Berhubung di sekolah disediakan area Hotspot dan masing-masing siswa telah memiliki laptop sehingga bahan ajar tidak terpaku dari buku paket saja, melainkan lebih banyak berasal dari internet.
C. KEBIJAKAN SEKOLAH MENGENAI METODE PELAKSANAAN KURIKULUM
Petanyaan: Adakah kebijakan dari sekolah terkait dengan pelaksanaaan kurikulum (metode pengajaran)?
Jawaban : Menurut Bapak Unas ada kebijakan dari sekolah mengenai metode pengajaran yang dilaksanakan. Yaitu guru diwajibkan menggunakan active learning dimana peran guru hanya 30% dan selebihnya siswa yang berperan aktif. Kebijakan ini didukung dengan disediakannya sarana dan prasarana yang sangat memadai. Seperti LCD di setiap kelas, perpustakaan mini di setiap kelas, dan juga hotspot.
Kebijakan tersebut terdapat dalam buku panduan peserta didik MAN 4 Model. Yaitu, “Untuk kegiatan tatap muka pada saat ini MAN 4 memberlakukan strategi yang bervariasi baik ekspositori, inquiri, dan discovery. Metode yang digunakan adalah ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, eksplorasi, kajian pustaka atau internet, tanya jawab dan simulasi. Sedangkan untuk kegiatan tugas terstruktur berupa penugasan observasi lingkungan atau proyek. Adapun kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah discovery inquiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstratif, eksperimen, observasi di sekolah, eksplorasi, dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.”
Adapun kebijakan sekolah yang berkenaan dengan penyusunan jadwal mata pelajaran adalah sekolah menempatkan mata pelajaran eksak di pagi hari walaupun pada pelaksanaannya ada satu atau dua kelas yang mendapatkan pelajaran tersebut pada siang hari. Dan mata pelajaran non eksak di siang hari.
Di MAN 4 satu pelajaran terdiri dari dua jam(@45 menit). Antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain disediakan waktu 5 menit untuk melakukan moving class (perpindahan kelas).
D. CONTROL ATAU MONITORING PELAKSANAAN KURIKULUM
Pertanyaan : Bagaimana Bapak melakukan monitoring atau control terhadap pelaksanaan kurikulum? Apakah hanya mengandalkan supervisor (eksternal sekolah) atau ada mekanisme tersendiri?
Jawaban : Control atau monitoring yang dilakukan oleh Badan supervisi pendidikan biasanya dilakukan pada awal tahun pelajaran.
Dan karena MAN 4 adalah Madrasah Rintisan Bertaraf Internasional, maka supervisor dari luar sering melakukan pemantauan secara incidental. Namun ada juga yang dilakukan secara berkala sesuai jadwal yang disepakati.
Sedangkan mekanisme control dan monitoring yang dilakukan oleh tim supervise internal, dilakukan setiap satu bulan sekali, satu minggu tiga kali, bahkan guru piket memantau pelaksanaan kurikulum perharinya.
Adapun hal-hal yang disupervisi oleh tim supervisi internal adalah :
1. Perangkat pembelajaran yang dibuat setiap awal tahun pada rapat kerja tahunan.
2. Strategi dan metode penyampaian materi pembelajaran. Jika ada guru yang menggunakan metode ceramah, maka akan dicatat oleh guru piket atau tim supervise secara incidental. Yang kemudian akan ditindak lanjut padasaat evaluasi pelaksanaan kurikulum bulanan.
Sedangkan yang melakukan pengontrolan adalah:
1. Tim supervise internal yang terdiri dari; wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan asistennya. Tim supervise internal melakukan pengontrolan tiga kali seminggu secara incidental. Dan perharinya tim ini menargetkan tiga orang guru yang di supervise. Contoh menanyakan indicator pembelajaran untuk hari ini kepada guru bidang studi.
2. Guru piket yang terdiri dari tiga orang perharinya. Guru piket mengontrol guru mana saja yang tidak masuk kelas, telat masuk kelas dan kemudian menindak lanjutinya dengan cara menghubungi guru tersebut via telepon.
3. Siswa. Siswa melakukan kontroling dengan cara menulis berita acara pembelajaran persesi mata pelajaran, apakah gurunya masuk atau tidak, apakah guru memberikan tugas atau tidak. Control ini disebut monitor bentuk tulis yang nantinya catatan berita acara diberikan pada guru piket.
E. KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI GURU
Pertanyaan : Adakah sebuah kebijakan untuk memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan?
Jawaban : Ya, sekolah memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mngikuti pelatihan-pelatihan guna mengembangkan potensi para guru. Bahkan lebih sering pelatihan-peltihan tersebut di adakan oleh pihak MAN 4 sendiri. Contohnya pelatihan Multiple Intelligence yang di adakan pada tanggal 28-31 Mei Di MAN 4.
Adapun waktu yang di agendakan MAN 4 untuk mengadakan pelatihan adalah awal Tahun, pertengahan Tahun, dan akhir Tahun (Tahun ajaran).
Berhubung madrasah ini adalah madasah yang sedang dalam proses pemantauan menuju madrasah bertaraf internasional, maka sekolah sering mengadakan pelatihan-pelatihan IT (ilmu teknologi) dan active learning. Contoh: pelatihan Microsoft word, excel, power point, membuat blog, membuat facebook dan lain-lain.
Pelatihan-pelatihan yang di adakan di MAN 4 ditujukan untuk semua pendidik dan tenaga kependidikan. Jadi tidak ada diskriminasi antara guru bidang studi yang satu dengan guru bidang yang lain. Namun memang ada pelatihan-pelatihan yang di adakan oleh instansi-instansi pendidikan seperti Depag dan Diknas untuk guru bidang studi tertentu. Contoh pelatihan pembuatan modul IPA se-DKI Jakarta.
LAPORAN OBSERVASI PENGEMBANGAN KURIKULUM DI MAN 4 MODEL JAKARTA SELATAN
Posted by The Callasandra of Hanafiah on 07.20
Posting Komentar